Saat bangun pagi seperti biasa.
Tak cukup berdaya,semangat seperti tiada. setelah dini hari tadi bangun untuk
ibadah malam,tak tahu kenapa kedua lengan tak bisa aku luruskan. Awalnya kedua
tangan aku gunakan ntuk menyangga Al Qur’an,tapi setelah itu tak bisa
diluruskan. Mencoba aku luruskan tapi tak tahu tangan terasa sangat kaku. Mungkin
karena aku tak pernah berolahraga.
Tapi sesungguhnya bukan sakit itu yang kurasa.
Tapi kegusaran jiwa saat aku bangun tengah malam itu. Merasakan kehilangan. Dihari
yang seharusnya mebahagiakanku. Tak satupun ada alasanku untuk tersenyum. Ya ini
adalah kali kedua aku merayakannya dalam kegetiran karena telah kehilanganmu. Tak
ada lagi doa doa dan harapanmu untuk hari spesialku. Tak ada sisipan doa agar
aku lebih menyayangimu kedepannya,lebih mencintaimu lagi dan lagi. yah,hanya
doa yang aku panjatkan sendiri pada yang maha kuasa. Agar aku mampu menjaga
kenangan tempo dulu.
Namun aku bersyukur didalam malam
itu aku melihatmu. Walaupun hanya di kedalaman mimpi,tapi Tuhan telah
menhadiahkan ini untuku. Aku bahagia,melihatmu walaupun itu semu.
sakitnya
terobati oleh mimpi…
yang sering aku takuti.. namun kali ini
mimpi itu membawa ketenangan dalam hati..
menebus kerinduan yang sudah tak bertuan… kini telah terobati
inilah kado terindah dari Tuhan..
ini hal yang aku buthkan…
tuhan begitu baik.. mendengar setiap doa yang aku panjatkan..
dan dia mebawamu kedalam mimpiku..
…
tahun lalu,kamu masih mendoakanku
dan berharap aku menjadi orang yang lebih menyayangimu. Kita masih berada dalam
satu rasa yang sama. cinta…!!!
kamu membuatku bahagia dengan ucapanmu yang sanagt mengena. Tidak hanya
berharap untuk hidupku semata. Tapi untuk hubungan kita berdua. Kamu memberiku
cinta,menunjukan kasih sayang yang tiada tara. Hal itulah yang bisa aku ingat
sepanjang masa.
Lalu jika kini semua tidak lagi
sama. namun aku masih juga berharap hal itu dapat terulang kembali. Bolehkah ???
Jika boleh aku mengandai andai,aku ingin kamu tetap berada di sisiku. Menemani perayan
yang sebenarnya tidak pernah benar benar kita rayakan. Namun kehadiranmu,doa
doamu menjadi tolak ukur kebahagiaanku. Bahwa ketika kamu ada maka disitu aku
bahagia. Meskipun kamu tak akan melakukan hal hal yang mengejutkanku dan
melakukan hal yang romantic,tapi kamu membuatku merasa nyaman saat aku tahu
kamu untukku.
Hal itu sudah hilang kini. Namun aku
masih sangat senang dengan ucapanmu yang tak seberapa panjang tadi pagi. Meskipun
tak ada lagi sisipan doa untuk hubungan kita. Tak ada lagi kalimat yang
menggambarkan kamu ingin denganku selalu. Tapi aku bersyukur,bahwa dalam
keadaan rindu yang sudah tak mungkin aku katakan padamu, dalam keadaan sayang
yang tak bisa aku tunjukan kepadamu.. keperdulian yang tak mungkin aku
ungkapkan,aku masih berharap bahagia selalu untukmu.
Dan aku tidak harus bertanya Tanya,lagi
apakah kamu bahagia setelah tidak bersamku kini…!!
Aku tak
pernah berharap jadi benalu…
tapi aku ingin menjadi yang berguna bagimu..
hingga sampai saat ini jika aku bisa meminta pada tuhan untuk menghentikan
segalaya..
aku ingin kembali kepada masa lalu..
dan membuat diriku layak untukmu…
Namun ,,,
Semua sudah tak bisa..
kamu memilih pergi.. dan aku tak boleh berharap agar kau kembali..
karena disisiku hanya menyulitkanmu..
Jika saat
ini ku lalui waktu hanya sendiri..
aku tak akan menggugatmu..
kenangan masa lalu cukup menjadi teman hidupku..
teman yang memang tidak akan pernah tergantikan ..
karena hanya kenangang itu yang kamu sisakan didalam kehidupanku…
Kamu menjadi
bagian dalam hidupku…
yang satu.. yang tidak akan ada orang lain lagi sepertimu…
aku telah terbiasa menyayngimu..
aku telah terbiasa melihat kebahagiaan dan senyummu..
meskipun sekarang telah tak bersamaku..
aku tetap berharap ada kebahagiaan selalu dalam hidupmu..
Karena hanya
itu yang membuatku rela untuk kita tak bersama…
Aku tak bisa menggambarkan tentang semua yang aku rasakan. Akupun tak bisa berharap kamu tahu segalanya sampai kedalam dalam. Tapi bolehkah aku berharap kamu memaklumi hatiku????