C'est Moi

Tertulis saja sebuah cerita yang tidak semua tentang saya atau kamu saja... tapi tertulis semua apa yang aku dengar dari mereka atau sekedar aku lihat dengan tak sengaja... Jadi bijaklah dalam menilai dan menafsirkan segala apa yang ada di "Hati Leny"

"Ho Scritto una storia d'amore senza inizio e senza fine per scriverla con te"

Pages

Jumat, 12 September 2014

Happy Ending is Mine


Dengarkan. Inilah kisah kami. dan berhentilah berlari.

Dahulu aku tak menyangka mampu mencintainya sedalam aku mencintai ibuku. (begitulah awal yang akan aku ceritakan)

Aku membuatnya menjadi prioritas kedua setelah mama. Menjadi hal yang tak bisa ku abaikan atau ku acuhkan bahkan hanya untuk beberapa waktu di suatu keadaan. Dialah menjadi hal utama dari semuanya.
(melihat ekspresi kalian yang mendengarkan,mungkin dalam hati kalian berkata “waow,hehhm atau hanya sekedar senyum yang tersimpul. Aku melihat ekspresii kalian benar benar fasih mendengarkan. Seperti aku sedang berdongeng saja)

“lalu bagimana kisahmu berlanjut” (itulah yang akan kalian tanyakan setelah pembukaan,aku pun tersenyum sambil sedetik memejamkan mata untuk mengingat semuanya)

Aku melihatnya saat ada seseorang yang aku sukai kala itu. Dia terlihat tampan memang,tapi aku tak pernah mau melihat itu. Aku hanya mendengarnya dari setiap cerita kawan. Tentu dalam hati aku mengakui betapa parasnya menawan hati. Sayang,hati telah tertambat pada satu orang.

Waktu terus saja berlalu,tak ada interaksi antara kami. Namun tetap saja aku mendengar tentangnya. Dia sungguh popular diantara wanita. Sampai dengan tahun ke 4 ,iya tetap saja punya awal kisah yang sama.
Namun bedanya ,dia tidak sepopuler 4 tahun sebelumnya. Kedewasaan mengubah sedikit parasnya. Dia puber, tidak se imut dan se lugu dahulu. Meskipun ketampanan paras tak berkurang sesungguhnya.

“apakah kalian mulai berinteraksi setelah 4 tahun berlalu??”(pertanyaan berikutnya dari salah satu pendengar lainnya, gadis manis berlesung pipit bertanya. Dia cantik sekali dengan kepang duanya.)

Belum,kami belum berinteraksi kecuali saling melempar tatap sekilas. Dan waktu itu pula ada seseorang yang langsung mendiami hatiku di tahun pertama ditempat yang baru. Maka itu,aku tak pernah berusaha berharap atau mencoba untuk bisa berinterkasi dengannya.

“apakah saat itu kau menyukai orang lain” (Tanya penasaran pendengar sulung yang begitu tampan)

iyah, ada satu orang yang lebih mudah masuk ke hatiku dari pada dia sebelumnya. Tapi waktu berlalu,takdir kami sudah saatnya bertemu. Dimulai dengan dimana dia berada ditempat sahabat ku berada. Dari itulah beberapa kali kami berinteraksi. Tak panjang,hanya beberapa kali dan saat saja.

“apakah interaksi itu membuatmu jatuh hati padanya ?” (yah, pendengar bungsu lesung pipit yang cantik terlalu bersemangat dengan progess kisahku. Dengan senyum lebar aku mengatakan “belum” dan tampak ekspresi mempertanyakan.)

“jika sampai ditahun ke 5 belum,lalu kapan kisah cinta kalian dimulai??”( aku tertawa gelak ,dan sedikit mencubit pipi cabi berlesung itu)

Keakraban kami dimulai saat itu juga, meksipun tak terlalu mendalami. Karena di satu sisi aku sibuk dengan hatiku sendiri. Aku lebih sering memperhatikan orang yang aku sukai dari pada dia tentunya.

Muli dari kebiasaan berangkat atau pulang bersama ,kisah kami benar benar dimulai dari sini. Keakraban lebih dalam hubungan pertemananpun lebih baik. Tak kusangkan dengan dia yang sekarang ternyata kepopuleran dia menarik hati wanita belum sirna. Banyak dari temanku yang begitu menyukainya.

“cemburu? Apa kamu cemburu?” (si cabi berlesung,pendengar yang energic terus saja menyauti dan memutuskan setiap part cerita yang belum terselesaikan. Dia sungguh imut,dan hanya membuatku tersenyum melihat tingkahnya)

Aku tidak pernah cemburu akan hal itu, justru aku memanfaatkan hal itu untuk mencari kebanggan diri. Dalam hatiku ketika semua orang melihat kami berada bersama dalam satu kendaraan. “wahhh lihatlah,aku bersama orang yang kalian sukai”. Itu cukup bergengsi untukku. Dan benar saja,aku menjadi popular juga diantara wanita wanita yang menyukainya.

Seseorang yang ada di hatiku, aku berharap sekali dia cemburu melihat kami.

“yahhhh,,, itu cukup licik “ (pendengar yang amat tampan setelah banyak diam akhirnya mengeluarkan komentarnya. Lalu aku hanya mengernyit dahi lalu tertawa)

Aku terlalu muda, dan hal seperti itu cukup menyenangkan untukku kala itu. Waktu terus berlalu. Kedekatan kami lebih jauh. Banyak hal yang kami lakukan. Dari mulai jalan jalan,taruhan atau sekedar berkumpul kawan.

Dahulu,interaksi kami terbatas hanya di satu tempat dan keadaan dan hanya jika kami berdekatan. Tapi untuk beberapa waktu kemudian meskipun kami jauh interaksi dan komunikasi tetap bisa dilakukan.

Witing tresno jalaran soko kulino. Memasuki tahun ke 6 kami. perasaan itu sedikit berubah. Dari yang acuh menjadi perduli, dari yang biasa menjadi menyenangkan dilakukan berdua. Dari yang hanya sekilas melihat sekarang saling menatap.

“sudahkan cinta,lalu bagaimana orang yang sebelumnya ada di hatimu?” (mulai mengubah exspresinya, pendengar cabi berlesung ini mengexpresikan keheranan sedikit mengernyit dahi sambil memanyunkan bibir tipisnya)

Yang dihati tetap dihati, dia menjadi bagian diri yang tak akan dimegerti selain hati.. bahkan orang yang kini ku cintai atau yang berada disisi.. dia pun tak akan paham,arti manusia satu ini....

“jadi kau mencintai dua orang sekaligus??” Tanya sulung lalu (aku melirik kesamping,menggenggam tangan lembut,lalu tersenyum,dan melihat tatapan yang tetap hangat meskipun  pertanyaan ini muncul kembali)

Cintaku hanya satu. Dan yang tinggal dihati ku adalah semua karena kebaikannya. Tentang kebaikannya, karena itu dia tak pernah pergi dari hati. Yang tinggal tetap tinggal,yang datang akan tinggal.

Kisah kami tidak pernah di selipi hal menyebalkan. Sampai waktu mungkin akan memisahkan kami. tentu pasrah jadi pilihan diri. Dalam hati ku tegarkan,mungkin ini akhirnya, kami tak akan jumpa satu sama lainnya.

Tapi takdir tuhan tak ada yang dapat menerkan, kata cinta terucap. Mulai saat itu aku menictai,dan dia mencitaiku, jarak bukan belenggu. Setiap pagi siang sore malam tak pernah tak ada kita. Berlalu terus berlalu masuk ke tahun demi tahun. Sayang, jenuh pun tetap menjadi hal mengerikan.

Di tahun ke 9 ,jenuh itu memuncak. Entah sebab yang di utarakan adalah ke utamaan, atau memang jenuh yang mendasar. Kami berpisah.

“kamu pasti sedih”.. (ehhmm,, pendengarpun prihatin. Simpati memuncul di rautan wajah mereka)

Sedih menjadi hal tak terkendali,, jika perumpamaan, hariku tak pernah diliputi sinar.. gelap saja semesta…runtuh saja semua

Aku menjadi gila, perasaan naik turun. Menangis saja seharian. Kehilangan semua kebiasaan sampai aku menjadi buta, berubah menjadi orang tak terkendali pikir dan hatinya. Menjadi diriku yang katanya tak bisa dipahaminya.

Mudah saja,, hanya 2 bulan berselang aku mendapatkan pengganti. Dan dimatanya aku menjadi bukan aku. Kompleks sekali, masalah ini menjadi rumit. Setelah aku terdapati bersama yang lain. Dia malah datang,dan menunjukan ketidak relaan. Setelah pertumpahan argument,setelah cacian dilempar padaku dari pihak pihak yang tak terima.

Aku menyerah saja, dua duanya baik dia atau orang yang baru aku tinggal semua. Tapi dasar kenagan cinta yang lebih besar. Beberapa waktu kemudian kami dipersatukan kembali.

Terasa lebih bahagia,cinta kami terasa lebih menyenangkan. Waktu kami lalui dengan lebih banyak perhatian lebih banyak hal yang menyenangkan. Kami saling mencoba mengertikan satu sama lain.

Tapi ditahun ke 11 , semua hal yang menyakitkan harus aku rasakan. Benar benar hal yang tidak terduga.

“apa, kalian terpisah kembali???” (pendengar sulung yang tampan tanpa kedip mempertanyakan. Dengan penuh tekanan pada intonasi. Lalu aku kembali menoleh,melirik dan menatapnya. Menggenggam tanganya lalu tersenyum lebar dan membelai wajahnya)

“kami terpisah, lalu entah bagaimana kami bersama di sini. Menceritakan masa lalu kepada cucu” suara lirih pria tua yang sedari tadi hanya terdiam mendengarkan celotehanku.

“bagaiamana bisa kisah kalian itu terpotong begitu saja, harus sampai bagaiman bertemu dengan the end oppaa”

bukankah ini sudah masuk the end, Happy ending is mine. Kalian ada untuk mendengarkan cerita nenek dan kakek paruh baya.

Kalian cucu yang begitu istimewa.

Suatu hari akan ada masa dimana aku menceritakan kisah cintaku yang tertanam jauh kepada mereka yang akan dengan baik mendengarkannya. Yang akan tertawa pada kisah lucu dan simpati bahkan menagis saat sampai pada cerita sedihku. Jika waktu itu tiba, aku ingin dia yang ada dalam cerita sudah bahagia dan tertawa bersama pada saat itu di sisiku entah di sisi kehidupan lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

(c)2009 HATI LDY. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger